Allah, Aku Dan Kamu
“Cintaku bersemi
di putih abu-abu” adalah satu kalimat yang menyatakan bahwa rasa cinta yang
sesungguhnya itu dating ketika kita duduk di bangku SMA. Dimasa inilah kita
tahu apa itu cinta, perasaan hati, dan lain sebagainya. Ketika seorang akhi
atau ukhti dekat dengan kita, timbul rasa bahagia yang tidak bias diungkapkan
dengan kata-kata. Sebaliknya, ketika “Si Dia” jauh dari kita, timbul keinginan
untuk bertemu yang biasa kita sebut “rindu”. Namun, sebelum kita menyukai
seorang akhi atau ukhti, sudahkah kita mencintai Sang Maha Cinta yaitu Allah?
Di
tengah budaya pacaran yang sedang marak di Indonesia baik itu dari sinetron
maupun lingkungan sekitar, kita sebagai jomblo tak perlu malu memegang prinsip
jomblo dimasa muda. Sejatinya para jomblo sebenarnya tak pernah sendiri karena
ada Allah yang selalu membersamai. Jadi, kita jangan takut jomblo karena jodoh
telah tertulis di Lauhul Mahfudz ribuan tahun sebelum kita diciptakan.
Yang
terpenting adalah bagaimana cara kita membuat Allah mencintai kita. Jika Allah
mencintai hamba-Nya maka seluruh penduduk langit akan mencintai kita pula.
Selain itu, kita harus selalu menjaga diri dan hati dari hal-hal yang negatif
serta berusaha memperbaiki diri menjadi seorang hamba yang lebih baik karena
Allah telah berjanji bahwa Allah akan memberikan yang terbaik buat hamba-Nya
apabila hamba-Nya berperilaku baik. Allah berfirman di dalam surat An-Nur ayat
26 yang artinya:
“Wanita-wanita yang keji adalah untuk
laki-laki yang keji (pula), dan laki-laki yang keji adalah buat wanita-wanita
yang keji (pula), dan wanita-wanita yang baik adalah untuk laki-laki yang baik,
dan laki-laki yang baik adalah untuk wanita-wanita yang baik (pula).”
Yakinlah, Allah tidak akan memisahkan
dengan sesuatu yang baik, kecuali bila Allah akan menggantikan dengan yang
lebih baik.
Comments
Post a Comment