Seketika Mataku Tak Kunjung Berhenti
(Puisi)
Ketika jalan setapak ku telusuri
Melewati hutan rimba tak berpenghuni
Dibalik bebatuan dan pohon yang amat tinggi
Kulihat seberkas cahaya menerkam mata
Semakin aku mendekat rasa sakitnya semakin kuat
Tak kupungkiri rasa pedih yang menusuk mataku
Aku tetap berjalan dan terus berjalan
Meski kaki tertusuk duri
Meski kepala terbakar api
Aku tetap mampu melintasi terpaan hutan
Dengan hati yang selalu menyemangati
Hingga sampai ke penghujung jalan ini
Saat ku buka semak-semak yang menutupi
Seketika mataku tak kunjung berhenti
Memandang aliran air yang suci
Dari tebing bumi pertiwi
Seketika mataku tak kunjung berhenti
Memandang percikan mutiara yang jatuh setiap detiknya
Dengan hembusan kesejukan yang tiada tara
Seketika mataku tak kunjung berhenti
Memandang merah putih yang tergak berdiri
Menemani air terjun yang sendiri
Sungguh ku tak menyangka
Di belakang tumpukan batu
Tersimpan warisan nusantara
Walaupun para pahlawan tak berpesan melalui ucapan
Namun dengan hati mereka menyampaikan
Untuk terus melestarikan alam Indonesia
Tanpa harus merobek dedaunan di sekitarnya
Comments
Post a Comment